Siapa yang tidak tahu malioboro? Jl. Malioboro merupakan
salah satu destinasi wisatawan favorit dan surga belanja bagi mereka yang
berkunjung ke Yogyakarta. Hampir setiap sore saya dan mama menghabiskan waktu
di tempat ini sekedar untuk cuci mata ataupun menghambur-hamburkan duit kita
yang tidak seberapa ini :(.
Untungnya barang-barang yang diperdagangkan disini banyak yang dijual dengan
harga yang murah meriah bahkan sudah murah pun masih bisa ditawar oleh
konsumen. Namun ada juga barang-barang yang dijual dengan harga mahal. Hal ini
tergantung dari tokonya, jika kita membeli barang-barang di dalam toko/ruko
maka harga yang mahal pun akan kita dapatkan, tapi itu juga sebanding dengan
kualitas barang tersebut yang bahannya lebih bagus daripada yang dijual
di pinggir jalan atau luar toko. Barang yang dijual disini bermacam-macam,
mulai dari kaos, dress, tas, sepatu, sandal, aksesoris, jamu dan obat-obatan
untuk kesehatan atau kecantikan dan benda-benda khas Yogyakarta lainnya yang
bisa dijadikan oleh-oleh. Motif yang paling banyak dijual tentu saja yang
bernuansa batik. Batik sendiri merupakan salah satu ikon Yogyakarta yang paling
banyak dicari oleh wisatawan yang berkunjung kesini. Oh ya, banyak juga
pengamen tuna netra yang akan bernyanyi disepanjang jalan ini. Uniknya
mereka memakai mic dan musik yang sudah disetel seperti bernyanyi di karaoke.
Tidak jauh dari kawasan malioboro, kita menuju ke pasar
beringharjo. Sebenarnya pasar beringharjo dapat ditempuh dengan berjalan kaki,
tapi bagi yang sudah kelelahan, terdapat banyak becak yang bisa disewa untuk
mengantarkan kita sampai kesana.
Penampakan pintu gerbang pasar beringharjo |
Pasar ini merupakan pasar tertua
dan terbesar di Yogyakarta. Barang-barang yang dijual di pasar beringharjo
kurang lebih sama dengan yang dijual di kawasan malioboro. Bedanya, suasana
belanja disini seperti berada di gedung trade centre tapi versi lebih semrawut.
Pasar ini dibuka dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore.
ramenya gak kuaaaat |
Belum puas berkeliling, kami
menyewa sebuah becak. Cukup dengan Rp. 30.000 kita sudah bisa diajak
berkeliling mulai dari kawasan malioboro sampai di kawasan keraton dan melewati
0 km kota Yogyakarta.
Inilah perempatan 0 Km Yogyakarta
Classic and fascinating |
Unfortunately, kata si abang
tukang becak, jika kita sedikit lebih malam lagi datang ke tempat ini maka kita
bisa melihat orang-orang yang berpenampilan hantu yang bisa diajak berfoto.Tapi, jangan lupa dibayar sukarela yah.
Selama naik becak, abang tukang
becak yang ramah dan jago ngomong ini gak henti-hentinya melakukan promosi
mengenai tempat-tempat penjualan batik dan toko oleh-oleh makanan khas yogya.
Jadi sebenarnya tugas terselubung mereka selain mengantarkan penumpang untuk
berkeliling adalah mengantarkan kita ke tempat-tempat yang tadi disebutkan.
Jika kita membeli barang dari toko tersebut maka si abang tukang becak akan
mendapatkan kupon yaah semacam komisi mereka lah karena sudah berhasil
mempromosikan toko-toko tersebut kepada penumpang becak. Saking baiknya mereka
juga bersedia lama menunggu jika kita bersedia mampir ke tempat-tempat yang
dipromosikan tukang becak.
Terima kasih abang tukang becak :D |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar