Rabu, 08 Juni 2016

Visit Yogyakarta : Malioboro, Pasar Beringharjo dan 0 Km


Siapa yang tidak tahu malioboro? Jl. Malioboro merupakan salah satu destinasi wisatawan favorit dan surga belanja bagi mereka yang berkunjung ke Yogyakarta. Hampir setiap sore saya dan mama menghabiskan waktu di tempat ini sekedar untuk cuci mata ataupun menghambur-hamburkan duit kita yang tidak seberapa ini :(. Untungnya barang-barang yang diperdagangkan disini banyak yang dijual dengan harga yang murah meriah bahkan sudah murah pun masih bisa ditawar oleh konsumen. Namun ada juga barang-barang yang dijual dengan harga mahal. Hal ini tergantung dari tokonya, jika kita membeli barang-barang di dalam toko/ruko maka harga yang mahal pun akan kita dapatkan, tapi itu juga sebanding dengan kualitas barang tersebut yang bahannya lebih bagus daripada yang dijual di pinggir jalan atau luar toko. Barang yang dijual disini bermacam-macam, mulai dari kaos, dress, tas, sepatu, sandal, aksesoris, jamu dan obat-obatan untuk kesehatan atau kecantikan dan benda-benda khas Yogyakarta lainnya yang bisa dijadikan oleh-oleh. Motif yang paling banyak dijual tentu saja yang bernuansa batik. Batik sendiri merupakan salah satu ikon Yogyakarta yang paling banyak dicari oleh wisatawan yang berkunjung kesini. Oh ya, banyak juga pengamen tuna netra yang akan bernyanyi disepanjang jalan ini. Uniknya mereka memakai mic dan musik yang sudah disetel seperti bernyanyi di karaoke.

ikon dari jl. Malioboro.. banyak banget yang ngantri buat foto disini dari mulai wisatawan lokal sampai asing semuanya ikut antri. Ya, jadi kalo mau foto siap-siap aja ditonton banyak orang, atau gak tunggu sampai situasinya agak kosong

Tidak jauh dari kawasan malioboro, kita menuju ke pasar beringharjo. Sebenarnya pasar beringharjo dapat ditempuh dengan berjalan kaki, tapi bagi yang sudah kelelahan, terdapat banyak becak yang bisa disewa untuk mengantarkan kita sampai kesana.


Penampakan pintu gerbang pasar beringharjo
Pasar ini merupakan pasar tertua dan terbesar di Yogyakarta. Barang-barang yang dijual di pasar beringharjo kurang lebih sama dengan yang dijual di kawasan malioboro. Bedanya, suasana belanja disini seperti berada di gedung trade centre tapi versi lebih semrawut. Pasar ini dibuka dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore.



ramenya gak kuaaaat
 
Belum puas berkeliling, kami menyewa sebuah becak. Cukup dengan Rp. 30.000 kita sudah bisa diajak berkeliling mulai dari kawasan malioboro sampai di kawasan keraton dan melewati 0 km kota Yogyakarta.



Inilah perempatan 0 Km Yogyakarta

 

Classic and fascinating

Unfortunately, kata si abang tukang becak, jika kita sedikit lebih malam lagi datang ke tempat ini maka kita bisa melihat orang-orang yang berpenampilan hantu yang bisa diajak berfoto.Tapi, jangan lupa dibayar sukarela yah. 

Selama naik becak, abang tukang becak yang ramah dan jago ngomong ini gak henti-hentinya melakukan promosi mengenai tempat-tempat penjualan batik dan toko oleh-oleh makanan khas yogya. Jadi sebenarnya tugas terselubung mereka selain mengantarkan penumpang untuk berkeliling adalah mengantarkan kita ke tempat-tempat yang tadi disebutkan. Jika kita membeli barang dari toko tersebut maka si abang tukang becak akan mendapatkan kupon yaah semacam komisi mereka lah karena sudah berhasil mempromosikan toko-toko tersebut kepada penumpang becak. Saking baiknya mereka juga bersedia lama menunggu jika kita bersedia mampir ke tempat-tempat yang dipromosikan tukang becak.  


Terima kasih abang tukang becak :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar